Kiamat dan Tata Surya

Tiap orang mempunyai bayangan sendiri mengenai ukuran dari apa yang bisa mengalami kiamat. Hal ini ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan masing-masing tentang astronomi atau angkasa sesuai dengan pendidikannya.

 Kata kiamat mengandung gambaran atau arti berakhirnya suatu eksistensi.  Suatu eksistensi tadi bisa saja ukuran kecil atau lebih luas atau besar sekali.

 Pandangan awam : Umumnya mengandung gambaran yang mengerikan tanpa dimengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Ada orang-orang ayng membayangkan seolah-olah bumi kita yang kita huni ini merupkan pusat dari seluruh angkasa; sedangkan matahari, bulan dan bintang hanyalah hal-hal yang harus melayani bumi, dan apa yang ada di bumi.

Orang-orang ini mempunyai keyakinan bahwa gambaran itu adalah ilmu pengetahuan yang harus mereka pertahankan.

 Kembali ke pengertian kata kiamat yaitu berakhirnya suatu eksistensi. Kita bertanya apakah ada kemungkinan berakhirnya eksistensi bumi yang kita huni ?

Jawabnya Ya, pasti suatu saat nanti.  Bagaimana dan kapan itu akan terjadi?

 Salah satau sebab yang pasti akan terjadi walaupun makan waktu yang panjang sekali, misalnya bermilyard-milyard tahun ialah berkurangnya energi matahari dan suatu saat akan habis.

Matahari kita yaitu salah satu dari sekian banyak bintang-bintang (matahari) di angkasa yang memancarkan sinar atau energi tanpa henti-hentinya. Akibatnya suhu akan menurun yang menyebabkan volume matahari akan menciut.

Akibat dari ini, massanya jadi padat sekali yang menyebabkan daya tarik meningkat. Apa saja yang ada di sekelilingnya akan ditariknya. Yang dimaksud dengan apa saja ialah planet-planet beserta satelit-satelit (bulan), bergerak ke matahari yang sudah mati itu, juga gelombang-gelombang apa saja ( radio, sinar, dll ) yang sampai ke lingkungannya semua ditelan dan tidak dipantulkan kembali.

Daerah di angkasa dala pengaruh keadaan demikian disebutBlack Hole ’.

 Akhir dari kesemuanya yang ditarik ke titik tertentu itu mempunyai kecepatan yang makin meningkat seiring semakin dekatnya jarak ke pusat matahari yang telah mati itu. kesemuanya itu berpadu gerak menuju ke titik tengah atau sentrum dari segala jurusan. Akibatnya semua benda-benda itu bertemu dengan kecepatan sangat tinggi dan menimbulkan tabrakan di tengah yang sangat sangat keras dan menimbulkan ledakan maha dashyat. Ledakan yang sangat dahsyat ini ( disebut Big-Bang ) melahirkan suatu tata surya baru dengan pusat matahari dikelilingi oleh planet-planet dan ada juga satelit-satelit atau bulan yang dapat mengelilingi planet dan segala benda-benda langit lainnya.

 Kita ambil sebagai patokan mulainya suatu sejarah tata surya dari saat meledak sampai saat meledak berikutnya ( Big Bang è Black Hole è Big Bang ). Suatu sejarah demikian berjalan bermilyard-milyard tahun, sehingga riwayat hidup seseorang tak ada artinya dibandingkan dengan umur sejarah itu.

 Setelah terjadi ledakan seluruh eksistensi terdiri hanya atas frekwensi-frekwensi tinggi saja.

Dapat dibayangkan bahwa tidak ada lagi sesuatu yang berwujud cair, apalagi yang padat.

 Dari ledakan itu timbul pancaran-pancaran yang meninggalkan kumpulan-kumpulan induk. Pancaran ini terlempar sampai terhenti pada jarak-jarak tertentu dari pusat ledakan.

 Kumpulan-kumpulan yang terlempar itu mencapai posisi tertentu dan gumpalan itu mengalami berbagai pengaruh dari proses didalam gumpalan itu sendiri maupun pengaruh dari luar yaitu pengaruh hukum alam dari tata surya atau galaksi lain yang berdekatan. Hal ini mengakibatkan perubahan pada masing-masing gumpalan.

 Pada tata surya kita gumpalan ini disebut planet, yang tertahan pada jarak-jarak tertentu  dari pusat ledakan ( matahari yang mati/ black hole ).

Salah satu dari planet-planet itu ialah bumi yang kita huni. Masing-masing planet mempunyai jumlah zat asal atau massa yang berbeda-beda dan hal ini memberi pengaruh yang berbeda-beda pula.

 Dengan perjalanan dari masa ke masa, masing-masing planet mengalami perubahan sendiri-sendiri.

Pada saat terlempar, semua gumpalan atau planet itu berwujud gas yang bersuhu sangat tinggi. Kemudian suhu menurun dan menyusul penurunan frekwensi getaran sehingga ada yang sampai mencapai keadaan padat dan jadi beku seperti bumi kita.

 Diantara planet-planet yang melemparkan gumpalan lagi dari sebagian dirinya karena pengaruh hukum alam lain disekitarnya, yang mencapai posisi tertentu dari tempat planet itu. Hasil dari lemparan ini adalah bagian dari gumpalan yang lebih besar. Lemparan ini menjadi anak dari planet tersebut. Adakalanya gumpalan yang terlepas dari gumpalan yang lebih besar ini akhirnya mengelilingi gumpalan induknya karena gaya hukum alam yang bekerja. Gumpalan yang lebih keci dan mengelilingi yang lebih besar ini kita sebut satelit atau bulan.

 Ada planet yang mempunyai lebih dari satu bulan, bahkan ada yang punya belasan bulan atau anak, misalnya: planet yupiter dan saturnus yang juga berada dalam matahari yang sama dengan bumi.

Satelit-satelit ini sambil berputar pada porosnya masing-masing sekalian mengelilingi induknya atau planetnya. Sedangkan planet itu selain berputar pada porosnya dan membawa satelit-satelitnya juga sekalian mengitari pusat ledakan yang telah menjadi matahari itu.

 Berputar pada porosnya masing-masing mempunyai kecepatan putaran sendiri-sendiri.

Begitu pula dalam mengelilingi matahari samapai ke titik semula, masing-masing planet mempunyai waktu yang berbeda-beda; tergantung jarak dari matahari dan juga diameter planet serta massanya.

Umumnya planet dalam perjalanan mengelilingi matahari mengikuti suatu gambaran berbentuk  ellips yaitu lingkaran lonjong.

Semua lingkaran dari perjalan planet itu letaknya tidak simpang siur tetapi teratur pada satu bidang dengan matahari sebagai titik tengah yang dikelilingi bersama-sama.

 Keseluruhan dapat dibayangkan seperti bentuk suatu cakram. Begitulah bentuk dari setiap tata surya.