Dosa-Kharma-Amal

Manusia pada umumnya :

  1. menerima pengaruh dari luar melalui pancaindera
  2. mengolah pengaruh tersebut dengan otaknya secara sadar, yaitu bereaksi
  3. bertindak atau bereaksi dengan antara lain memerintah organ-organnya
  4. sambil diliputi rasa nikmat atau derita
  5. menerima bimbingan dan melalui rohnya sendiri secara tidak sadar
  6. menggali pengalaman dari arsip sumber secara tidak sadar dengan bantuan rohnya.

 Pikiran dan Tindakan.

Akibat dari pemikiran kita mempunyai efek 100% ke dalam diri kita sendiri.

Akibat yang negatip dapat menjurus kepada gangguan syaraf : organ dan jiwa seseorang atau kita sendiri.

Tindakan kita mempunyai efek kira-kira 30 % keluar atau kesekeliling kita dan 70% ke dalam diri kita.

Akibat keluar yang 30% mempengaruhi komunikasi kita dengan sekeliling pergaulan. Hal ini menjurus kepada mudah tidaknya mendapat nafkah sehari-hari dalam hal kebutuhan materi.

Akibat keluar yakni yang 70%, akan mempengaruhi :

  1. syaraf-syaraf, yang menjurus kepada gangguan organ-organ
  2. emosi, yang mempengaruhi pembentukan mental atau jiwa kita.
  3. pandangan, yang mempengaruhi kebiasaan kita dalam mengambil keputusan.

Ketiga hal (a,b,c) diatas akan menentukan status kesehatan badan dan kesehatan berpikir. Pikiran dan tindakan merupakan faktor utama yang menentukan kesehatan jiwa.

Kesehatan jiwa ini akan menentukan status kontak antara roh dan badan, sehingga bimbingan roh akan mudah atau sukar diterima oleh badan.

Jika statusnya positip tentu penerimaan bimbingan dari roh akan lebih jelas.

 Dosa.

Pengertian dosa ada berbagai ragamnya, banyak tergantung dari siapa yang menilai.

Umumnya :

  1. setiap orang mempunyai pendapat sendiri mengenai dosa sesuai dengan standard atau agama masing-masing.
  2. Dosa dapat kita tinjau dari 2 scope yaitu :
    1. scope umum / universal / luas : dosa ialah setiap tindakan / proses yang menganggu keseimbangan alam
    2. scope terbatas : dosa ialah setiap perasaan/pikiran/tindakan yang melanggar ketentuan-ketentuan atau standard atau adat istiadat atau agama yang berlaku setempat.

Karma dalam pengertian yang lebih luas dapat disamakan sebagai berlakunya Hukum Sebab – Akibat.

Efek-efek keluar dan kedalam yang muncul sebagai akibat dari perasaan, pikiran dan tindakan ke dalam maupun ke luar diri kita seperti diuraikan diatas sudah dapat dikategorikan sebagai karma.

Dalam hal ini ada karma baik dan karma buruk atau dikenal sebagai akibat positip dan akibat negatip dari sesuatu.

 Amal dan Mekaniknya.

Manusia adakalanya berada pada situasi dimana pasal d diatas yakni rasa nikmat dan derita tidak muncul yaitu pada saat dia beramal. Sebab pada waktu kita beramal kita menggunakan pikiran tanpa kepentingan diri atau tanpa emosi. Pada saat demikian tidak ada frekwensi negatip, sebab tidak ada kepentingan pribadi, walaupun kita menggunakan pikiran.

Penggunaan otak demikian mempunyai efek ke dalam diri yaitu menimbulkan arus ( seperti arus elktron listrik ). Arus ini menimbulkan suatu pengisian atau charge atau muatan dalam tubuh.

Pengisian yang terarah tanpa ada gangguan mempunyai dua manfaat yaitu:

  1. meratakan atau meluruskan siatuasi yang tidak seimbang dalam syaraf-syaraf atau tubuh.
  2. mempertinggi isi yang telah ada pada diri yakni di lapisan bathin

 Dalam dua hal ini tercapai suatu hasil :

  1. pengurangan dan hal-hal yang tidak seimbang / dosa
  2. peningkatan lapisan bathin
  3. peningkatan kemampuan dalam menerima bimbingan abstrak dari sumber ghaib atau dari roh sendiri
    1. dengan roh sendiri dalam bentuk menerima informasi dengan cara
    2. berdialog dengan roh sendiri
    3. dihubungkan oleh roh sendiri dengan roh orang lain
    4. dihadapkan oleh roh sendiri pada orang lain
    5. diizinkan oleh roh sendiri berdialog dengan roh orang lain
    6. dihubungkan oleh roh sendiri dengan sumber-sumber di alam semesta
    7. diizinkan oleh roh kita sendiri unuk menghubungkan apa saja di alam semesta.

Dengan demikian Amal dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan dan atau pikiran yang diwujudkan ke dalam bentuk suatu tindakan nyata yang lebih mengutamakan/mendahulukan kepentingan untuk orang lain.

 Manfaat mengembangkan hal-hal yang positip.

Manusia yang sering mengembangkan hal-hal yang positip menikmati banyak keuntungan yaitu :

  1. kesehatan tidak banyak terganggu
  2. jiwa atau ahlak dinilai oleh orang sebagai kepribadian yang dapat dijumpai dalam pergaulan
  3. pandangan luas dan sehat, keputusan lebih banyak yang tepat diambil dari pada yang salah
  4. bimbingan dari luar diterima dengan jelas dalam hal keselamatan
  5. seolah-olah kebetulan saja mencapai profesi atau pekerjaan yang terkandung kritik sehat
  6. lebih cepat mencapai 7 kedewasaan
  7. bisa meningkatkan kemampuan dari bakat sesuai dengan kelahiran
  8. disamping mencapai kepuasan dalam fungsi, jabatan, kedudukan juga dengan cara tanpa materi dapat hidup bersama dengan segala lapisan masyarakat. Dengan demikian kehidupan akan diakhiri dengan segala kepuasaan atau tenang.

 Nilai dosa dan nilai amal.

Selama ini kita berteori dengan pengertian sebagai berikut : “Jika kita beramal dan sekalian pada saat yang sama atau kemudian sesudah itu kita mengharapkan imbalan atau berpamrih; amal kita itu hilang atau tidak bernilai lagi.”

 Pandangan ini terlalu drastis. Untuk memahami persoalannya lebih mendalam dan logis, disini diberi kupasan terperinci, tetapi masih terbatas.

Perbuatan dosa atau melanggar damai kedalam dan keluar, mempunyai akibat keluar dan kedalam.

Akibat-akibat ini mempunyai bobot atau nilai, tergantung dari berbagai faktor. Ukuran nilai atau bobot tak dapat diuraikan dengan angka oleh siapapun.

Ukuran itu hanya dalam bentuk rasa yang dialami atau dihayati oleh :

  1. kita sendiri dan atau oleh
  2. lingkungan dan selanjutnya dapat disusul oleh
  3. akibat-akibat

 Dosa akan mengundang karma dalam jangka pendek atau panjang.

Jika kita berbuat amal tercapai hal-hal positip atau negatip kedalam diri kita dan atau keluar.

Hal-hal positip itu mempunyai nilai atau bobot yang juga tidak dapat diukur dengan angka oleh siapapun, akan tetapi rasa atau akibat kedalam tubuh kita dan keluar tubuh terhadap lingkungan pasti ada. Bisa saja kedalam tubuh nilainya kecil, tetapi keluar bisa besar atau sebaliknya. Lagi pula ada kemungkinan bobot keluar bisa negatip.

 Jika timbul pamrih kita katakan selama ini amal kita hilang nilainya. Pendapat ini terlalu drastis. Mari kita pelajari apa sebenarnya yang dimaksud dengan uraian itu.

Jika pamrih timbul, berarti dalam diri kita terwujud emosi yang ada kaitannya dengan rasa eksistensi diri, rasa harga diri dan atau rasa hak. Akibat kedalam dari pada emosi ini sudah kita ketahui dan sadari efek negatipnya.

Sekarang harus dirasa bobot atau nilai emosi yang mengganggu keseimbangan/dosa. Ada kemungkinan nilai atau bobot itu hanya kecil dibandingkan dengan nilai amal yang diperbuat.

Berarti nilai amal itu tidak terhapus begitu saja. Kita harus memandang nilai amal terpisah dari nilai negatip pamrih.

 Yang jelas kebiasaan beramal dengan meminta imbalan atau pamrih, bisa menjadi suatu tuntutan kepada yang ditolong. Dimana tuntutan ini bisa saja menjadi pemaksaan yang tidak kita sadari kepada pihak yang ditolong atau pihak yang sedang mengalami kesusahan. Selain itu kebiasan menolong dengan berpamrih dapat berkembang menjadi kejiwaan menuju negatip, jika kita tidak mawas diri.