Surga dan Neraka

Setelah persenyawaan tubuh berhenti atau mati, roh meninggalkan tubuh dengan membawa serta sebagai beban antara lain :

“ 4 arsip dan 4 tingkatan badan astral ”

 Arsip yang dimaksud :

  1. pikiran dan tindakan
  2. Rasa nikmat dan derita
  3. Pertimbangan baik dan buruk
  4. Bathin atau hasil selama hidup positip atau negatip.

--- dan ---

Astral yang dibawa :

  1. materi
  2. persenyawaan
  3. jiwa
  4. budi

 Pada umumnya manusia takut akan imbalan atau perhitungan hal-hal negatip dari kehidupannya sebab dia yakin bahwa perhitungan itu akan terselesaikan melalui derita.

Tentu saja perhitungan hal-hal yang positip berbentuk nikmat/surga.

Bagaimana mekanik dari perhitungan hal-hal negatip sehingga berbentuk derita?

Penjelasan :

  1. Sebenarnya yang terbawa oleh roh hanyalah benih-benih yang bisa berubah-ubah gelombangnya.
  2. Dengan berubah-ubahnya gelombang pada benih-benih yang terbawa oleh roh, terwujudlah hubungan dengan rekaman-rekaman atau input-input yang berada dibadan proyeksi di alam semesta (gelombang-gelombang).
  3. Dengan demikian semua pengalaman selama hidup bisa terbayang kembali.
  4. Pengalaman hidup ini meliputi hal-hal positip maupun negatip.
  5. Mengingat hukum alam semesta adalah hukum keseimbangan maka pengalaman hidup mendapat imbalan yang disebut perhitungan atau pertanggung jawaban sesudah tiap kematian, bagi hal-hal yang belum sempat diperhitungkan.
  6. Benih-benih dari hal-hal yang belum terselesaikan akan berkontak dengan badan proyeksi.
  7. Terbayanglah kembali sebagian pengalaman hidup yang belum terselesaikan itu.
  8. Maka timbullah gambaran-gambaran yang bentuknya antara lain bisa sebagai :
    1. ulangan-ulangan sebagian kecil atau seluruh bagian pengalaman hidup yang harus diperhitungkan atau
    2. lanjutan dari yang harus diperhitungkan atau
    3. imajinasi ( gambaran ) yang berbeda dengan bentuk pengalaman hidup yang harus diperhitungkan, akan tetapi senada atau sebobot dengannya.
  9. Akhirnya disusul dan diakhiri dengan imajinasi yang memberi rasa nikmat dan rasa derita.
  10. Hal negatip diperhitungkan dengan imajinasi yang memberi rasa yang menakutkan atau derita atau neraka.
  11. Sedangkan hal positip diperhitungkan dengan imajinasi yang memberi rasa nikmat atau surga.

 Makna keseimbangan yang diperhitungkan itu sangatlah banyak pengaruhnya semasa hidup maupun setelah mati.

Pengaruh atau makna dari penyeimbangan yang terjadi dan dinikmati oleh individu itu umumnya tidak disadari sewaktu hidup.

Marilah kita ikuti pengaruh itu, antara lain :

  1. bagi yang masih hidup :
    1. positip dalam diri : tenang, sehat, firasat tinggi dan selamat, kharisma berbobot.
    2. positip keluar diri : disengi, disegani lingkungan, banyak kawan, orang-orang terbuka terhadap kita, dapat banyak pertolongan dimana saja.
  2. bagi yang mengahadapi saat- saat mati :
    1. tetap tenang
    2. tidak terasa akan berpisah dengan dunia lahiriah, sebab menyadari masih adanya hubungan melalui saluran tertentu dengan proyeksi amal yang telah ditanam pada masyarakat.
  3. bagi yang telah meninggal : yang akan dihadapi oleh rasa badan atau tubuh lahiriah adalah :
    1. tidak akan melewati atau menerobos jalan kejam dan mengerikan sebab sudah seimbang
    2. pandangan lebih luas dan kebebasan penuh sebab dapat berhubungan dnegan masyarakat lahiriah untuk memberi bimbingan atau petunjuk melalui syarat-syarat atau saluran tertentu.
    3. masih tetap menikmati hikmah dari amal yang ditinggalkan selama masyarakat lahiriah memanfaatkannya.
    4. mengalami masa-masa yang  memberi rasa nikmat atau surga
    5. lebih erat menyatukan rasa tubuh asal lahiriah dengan rasa roh
    6. begitu pula dapat timbul penyatuan atau pengeratan antara bathin badan dan bathin roh.

 Pengalaman tubuh atau fisik adalah hanya sebagian dari daftar konduite roh yang terbentuk oleh 4 arsip dan 4 tingkatan badan astral.

Pengaruh roh ialah, perhitungan hal-hal yang negatip menghambat sedangkan perhitungan-perhitungan yang positip menunjang kelancaran perjalanan atau eksistensi kehidupan dari roh.

 Oleh sebab itu dianjurkan pada masyarakat luas agar menambah perbuatan atau tindakan atau ucapan yang menambah bobot amal masing-masing selama masih hidup. Sebab sebenarnya hukum keseimbangan itu tidak saja bekerja setelah seseorang itu mati, melainkan setiap waktu hukum keseimbangan itu bekerja disegala waktu dan ruang atau dimensi.

 Dengan demikian pengertian “ Surga atau Neraka “ dapat diganti dengan kata-kata sederhana yakni : “ menghadapi keadaan yang memberi rasa nikmat atau rasa derita.”