Ilmu Kekuatan Ghaib

Tiap sesuatu di alam semesta mempunyai potensi atau kekuatan yang dapat dikatakan ghaib, yang bisa berfungsi ke dalam tubuh atau keluar dari tubuh sesuatu itu. Pada umumnya yang menjadi perhatian kita adalah kekuatan ghaib yang berfungsi keluar.

 Sebenarnya kekuatan ghiab ialah tidak lain daripada gejala hukum alam biasa. Tetapi dikarenakan sebab-sebab ilmiahnya tidak dimengerti atau belum dimengerti apalagi dipahami oleh manusia awam, maka persoalan ini menjadi sesuatu yang mengherankan atau fenomena yang dianggap bernuansa tahayul.

 Pengertian kata ghaib ini sudah terdistorsi menjadi berpengertian:

  1. sesuatu yang berhubungan mahluk-mahluk yang tak kasat mata.
  2. sesuatu yang jahat dan tidak sesuai ajaran agama.
  3. sesuatu yang mengerikan yang telah meningkat menjadi rasa takut pada sebagian orang.
  4. orang yang berkemampuan psikis atau non-phisik itu sebagai orang yang salah jalan
  5. menggunakan ilmu hitam, memakai cara yang tidak direstui Sang Pencipta dan sebagainya.

 Kekuatan atau potensi-potensi yang tadinya ghaib namun sudah menjadi pengetahuan umum di sebagian masyarakat bahkan sudah digunakan dan dirasakan manfaatnya. Potensi atau benda-benda ini antara lain adalah: radio, televisi, telepon nirkabel, fungsi listrik, arus listrik, magnet, laser, sinar X, sinar Rontgen, elektronik chips, dan lain-lain.

 Contoh lain, radiasi elektromagnet yang dipancarkan dari tangan seorang penyembuh sudah dapat diukur frekwensi (warna ) dan dayanya ( meter ). Alat pendeteksi panas atau electromagnet heat detector dan EM-meter sudah mampu menunjukkan adanya suatu pergerakan (non-phisik) di dalam suatu tempat.

Sumber kekuatan ghaib dan sistimnya.

 Dapat berasal dari :

  1. Potensi dari dalam diri yang dipancarkan secara sadar dan disambut oleh potensi Roh-roh di luar diri tanpa ada ikatan dengan mahluk-mahluk Roh itu
  2. Potensi dari dalam diri yang dipancarkan keluar untuk mendapatkan informasi abstrak dari potensi di luar diri melalui Roh sendiri tanpa ikatan dengan mahluk Roh lain.
  3. Potensi dari dalam diri sendiri dalam bentuk kharisma yang dipancarkan keluar secara sadar sesuai keinginan.
  4. Potensi diluar diri sendiri, yaitu dengan menggunakan kekuatan Roh atas dasar kontrak atau ikatan.
  5. Potensi dari luar diri yang dapat dikerahkan tanpa ada ikatan atau kontrak dengan Roh-roh. Misalnya : leluhur sendiri, leluhur dari orang yang diberi pertolongan
  6. Potensi di luar yang dapat dimanfaatkan sesuai fungsi potensi itu tanpa ikatan dengan mahluk Roh bersangkutan. Misalnya : Roh-roh penghuni tempat-tempat tertentu.
  7. Potensi-potensi di tempat yang dianggap keramat
  8. Potensi potensi di tempat beribadah
  9. Potensi dari luar diri yang berasal dari yang bukan mahluk Roh. Misalnya : potensi radiasi logam-logam, batu-batuan, bagian tanaman tertentu, atau hewan, dll.

 Masyarakat Roh halus dan tiap Roh halus mewujudkan juga radiasi-radiasi yaitu yang garis besarnya berasal dari  :

  1. struktur materi Roh
  2. sifat atau kejiwaan Roh
  3. nasib Roh
  4. proyeksi materi dan tindakan yang ditinggalkan oleh Roh
  5. proyeksi masalah atau proses yang disebabkan oleh Roh.

 Semua radiasi dari masyarakat Roh mempengaruhi ciptaan atau alam sekelilingnya. Semua radiasi yang ada di alam semesta berasal dari ciptaan serta kejadian apapun, termasuk radiasi yang terwujud oleh masyarakat Roh, mempengaruhi kalangan Roh.

Reaksi dari kalangan Roh atas aksi atau pengaruh radiasi-radiasi bekerja dengan sistim atau cara yang sederhana sekali, yaitu sistim resonansi atau dengan perkataan lain yang seirama saling mengundang.

 Contoh-contoh sistim resonansi ini antara lain :

  1. seseorang yang sering marah sampai mengamuk dan berontak tidak menguasai diri, bisa kemasukan atau kesurupan oleh Roh yang akan mengendalikan tubuh orang itu dengan cara yang menakutkan. Maka ada ucapan yang menyatakan “ jangan hilang kesadaran supaya tidak ditumpangi oleh setan “.
  2. ditempat dimana terjadi suatu malapetaka, misalnya membunuh atau terbunuh akan terjadi tempat angker dan mengganggu ketenangan orang-orang ditempat itu, lambat laun tempat tersebut akan dihuni oleh Roh-roh yang mengganggu orang-orang lebih gawat.
  3. ditempat-tempat ibadah atau tempat tinggal orang-orang suci dapat dilihat oleh orang-orang berkemampuan adanya Roh-roh yang bersifat menolong, menenangkan, menyelamatkan.
  4. orang-orang berbuat baik terhadap sesama manusia, banyak beramal, biasanya mendapat pengawal atau pengikut Roh-roh yang bersedia atau bersiap-siap menolong orang-orang baik itu dalam berbagai hal.

 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hal-hal yang baik akan mengundang kebaikan, dimana Roh-roh baik turut berpartisipasi. Sebaliknya hal-hal yang negatip mengundang yang tidak baik dimana Roh-roh jahat turut bertindak.

Partisipasi Roh-Roh.

 Aktifitas orang-orang yang berkemampuan mistik atau magis menimbulkan suatu hubungan yang berakibat tertentu sebagai hasil penggunaan atau pemanfaatannya.

Perkembangan dan penggunaan serta mekaniknya berbeda-beda, oleh sebab itu kita kelompokkan sebagai berikut :

  I.       ada yang berkembang kemampuannya sebab menjalankan hidup atas dasar damai, amal, karya.

  1. pembantu utama dan mutlak dalam hal ini adalah dewasa rasa.
  2. Untuk meluaskan bidang kemampuan harus adanya dewasa masyarakat.
  3. Supaya lebih tajam dan tepat dituntut pendirian dewasa pemimpin.
  4. Stabilitas kemampuan hanya tercapai atau terjamin dengan kejiwaan orang tua.
  5. Kepentingan pribadi adalah sesuatu yang menjadi gangguan terhadap kemampuan mistik seseorang.
  6. Gangguan-gangguan demikian dapat dikurangi dengan memperbanyak amal.

 Jika seseorang berkemampuan magis  yang tercapai dengan cara demikian melakukan bantuan, adakalanya Roh-roh  dari klas tertentu turut membantu.

Misalnya, ada yang sedang dibantu oleh orang tersebut. Pada saat menyampaikan dan saat petunjuk-petunjuk tersebut sedang dilaksanakan, leluhur dari orang yang dibantu turut memberi nasihat atau petunjuk melalui orang yang sedang menolong itu.

 Sering turut hadir memberi petunjuk pula Roh-roh yang ahli dalam bidang tertentu. Misalnya, ahli tanaman tertentu, ahli hewan, ahli anatomi atau penyakit tertentu, ahli teknik, ahli batu-batuan, dan keahlian-keahlian lainnya.

 Jika pertolongan sampai pada tingkatan kepentingan orang banyak atau masyarakat, adakalanya turut aktif pula mahluk-mahluk yang tergolong para dewa.

  II.    Ada orang yang berkembang kemampuan magisnya sebab berpotensi untuk menjadi media bagi Roh-roh dari bidang atau tingkatan tertentu, atau untuk menjadi media bagi leluhur yang ingin beramal terhadap masyarakat.

Mereka yang dilahirkan dengan potensi demikian sebenarnya menghadapi tuntutan untuk ‘menyediakan diri’ bagi tugas dalam hidup ini. Ada dua pilihan bagi orang yang ‘menyediakan diri’ ini :

  1. dituruti tuntutan ini, hidupnya akan terbebas dari gangguan-gangguan.
  2. Jika tidak dituruti atau dipenuhi kewajiban menyediakan diri, maka gangguan-gangguan akan muncul dan terasa pada :
    1. kesehatan
    2. jodoh
    3. kerukunan berkeluarga.
  3. umumnya media tersebut harus memenuhi kewajiban ini pada akhirnya, tetapi penyediaan diri ini hanya berlaku untuk suatu periode tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
  4. Setelah itu media ini bebas dari kewajibannya dan menghilang segala gangguan-gangguan yang ada pada saat sebelumnya. Berarti semestinya dan memang pada umumnya, orang tersebut tidak berkemampuan mistik lagi.
  5. Akan tetapi kemampuan mistik pada orang itu tidak mutlak harus berhenti disitu. Bisa saja orang tersebut telah mencapai atau menjalankan hidupnya sesuai dengan hidupnya seseorang seperti diuraikan diatas, yakni berdasar prinsip damai, amal, karya.

 

III.             Kemampuan mistik atau magis dapat juga dicapai dengan belajar menggunakan Roh-roh dengan suatu ikatan atau kontrak.

  1. kontrak itu meliputi beberapa tahun dan biasanya selesai kontrak pertama bisa disusul dengan sesuatu perpanjangan.
  2. Perpanjangan kontrak mempunyai batas maksimum, dan sesudah itu hilanglah kemampuan mistik, akan tetapi ikatan atau kontrak belum terlepas.
  3. Menyusul fase atau periode penebusan dalam segala rupa bentuk derita yang tidak ada hingganya, biasanya sampai mati.
  4. Sebenarnya semua itu dapat ditebus dengan amal, tentu harus dengan amal yang setimpal. Persoalannya adalah orang yang demikian umumnya berego tinggi dengan segala negatipnya.

Sebagian mahluk halus/ Roh dari kelompok abstrak.

 Marilah kita mencoba mengerti adanya beberapa kelas masyarakat Roh yang ada hubungan atau mempunyai sistim komunikasi dengan alam manusia, antara lain :

  1.  Roh-roh yang berasal dari manusia; masih didapati komunikasi 2 arah timbal balik dengan penuh kesadaran dan keyakinan. Disini kita membicarakan arwah-arwah manusia. Antara lain para leluhur, keturunan yang sudah lebih dulu meninggal.
  2. Roh-roh yang berkesempatan membimbing orang-orang dalam keahlian atau bidang yang spesifik. Dalam hal ini Roh yang membimbing orang-orang yang sudah atau baru saja meninggal.
  3. Roh-roh yang berwenang mengatur umat manusia dalam kelompok suku, bangsa. Kelas ini dikenal oleh manusia dengan sebutan Dewa.
  4. Roh-roh yang berkompeten menyampaikan petunjuk pada individu-individu tertentu dalam bentuk ilham untuk disebarkan pada dan untuk kepentingan suatu bangsa atau beberapa bangsa diantara umat manusia. Kelompok Roh ini dikenal oleh manusia sebagai Roh kelas Wali.
  5. Roh-roh yang bertugas menyampaikan amanat pada pribadi-pribadi terpilih dalam bentuk wahyu untuk disebar-luaskan antara umat dan untuk keselamatan dunia-akhirat bagi umat manusia. Kelas Roh ini dikenal oleh manusia dengan sebutan Nabi.
  6. Roh-roh yang mempertahankan eksistensinya mengambil keuntungan atau manfaat tertentu dari gerak atau kesibukan manusia.
  7.  Roh-roh yang dapat menikmati sampah-sampah yang dibuang manusia.
  8.  Roh-roh yang dapat menikmati hajat manusia.
  9. Roh-roh yang dapat menikmati darah atau pendarahan manusia ( kuntilanak ).
  10. Roh-roh yang dapat menikmati sesajen-sesajen yang disediakan oleh manusia.
  11. Roh-roh yang memperbuat derita manusia dan menumpangi serta memperparah rasa derita manusia.
  12. Roh-roh yang dapat memasuki dan mengendalikan tubuh manusia.
  13. Roh-roh yang dapat diperintah dan digunakan atau disalah-gunakan oleh manusia.
  14. Roh-roh yang mengatur atau mengawasi hal-hal yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia, misalnya pengawasan tanaman padi, hewan dan ternak, sungai, batu-batuan, gunung, laut, angin, hujan, dll.

 Dari sekian kelas atau group-group Roh halus diatas yang ada hubungan dengan hidup kita., sebenarnya dapat diringkas menjadi 4 tingkatan saja, yakni :

 1.  Roh halus yang ada kaitan langsung dan sering berpartisipasi dengan :

a.      benda-benda mati

  1. Roh yang ada kaitan dengan api
  2. Roh yang ada kaitan dengan air
  3. Roh yang ahli dalam batu-batuan
  4. Roh yang hidup di pertambangan

  b.      Tanaman

  1. Roh yang ahli dalam tanaman
  2. Roh penghuni tanaman

  c.      hewan

  1. Roh pengawal hewan
  2. Roh penghuni hewan

  d.      Manusia

  1. Roh yang merasa bersaing dengan atau merasa disaingi oleh manusia
  2. Roh yang ingin dipuja oleh manusia, misalnya yang mewujudkan diri pada mereka yang sedang bertapa untuk mencapai kemampuan atau kesaktian atau status tertentu.
  3. Roh penyebar penyakit tertentu, yaitu yang berwenag terhadap virus, bakteri atau basil tertentu.
  4. Roh yang ada kaitan dengan upacara ritual umat manusia
  5. Roh yang ada kaitan dengan proses kelahiran, kematian, penderitaan manusia.

  2.   Roh halus yang mengatur atau mengawasi atau mempengaruhi grup atau kelompok-kelompok benda mati, grup hewan, grup tanaman, grup manusia, yaitu para dewa.

  3.   Roh halus yang berkompeten atau berwewenang mengatur :

  1. para dewa
  2. terwujudnya ilmu-ilmu pengetahuan tertentu, misalnya penemuan-penemuan baru.
  3. Menyampaikan atau menurunkan ilham untuk disebarkan kepada dan untuk kepentingan bangsa atau beberapa bangsa diantara umat manusia.

Untuk tingkatan Roh yang berkompeten demikian kita sebut tingkatan Roh dari sumber para wali.

  4.   Roh halus yang bertugas menyampaikan wahyu atau amanat pada pribadi-pribadi terpilih untuk keselamatan dunia akhirat bagi bangsa manusia dalam bentuk ajaran-ajaran kemanusiaan yang kita ketahui sebagai agama. Untuk kelas Roh dari tingkatan ini disebut para nabi.

Ad 1d -- Roh-roh yang ada kaitan dengan aktifitas manusia, antara lain :

 Setan :

Nasibnya ialah menjalankan perintah untuk mengganggu antara lain : manusia dan juga hal-hal yang langsung ataupun tidak langsung menjadi perhatian manusia. Dalam hal ini misalnya hewan, barang pecah belah, alam, dsb.

Termasuk juga nasibnya, yang lebih condong disebut sifatnya ialah menjalankan gangguan tanpa diperintah.

Yang dapat memerintah ialah atasannya, alam manusia yang mempunyai suatu izin atau kunci atau kode untuk menugaskan sesuatu kepadanya.

 Jin :

Mempunyai rasa dan pendapat bahwa manusia adalah lawannya. Pandangan ini memberi dorongan padanya untuk berusaha menguasai manusia. Hal ini tidak selalu berhasil, sebab manusia mempunyai saluran tersendiri untuk mencapai titik atau tingkatan tertinggi.

Saluran tadi merupakan alat pencapai perlindungan bagi manusia terutama untuk mereka yang banyak mempertahankan damai, amal dan karya.

Iblis :

Tidak ada keinginan untuk mencampuri manusia, tetapi bila ada kelompok mereka atau daerah mereka dinodai oleh manusia, segera mereka mengambil tindakan.

Yang dapat terhindar atau tertolong dari gangguan mereka ialah manusia yang banyak menjalankan damai, amal dan karya.

Manusia bisa menguasai setan atau bersatu dengan jin, hingga dapat menggunakannya sesuai keinginan. Jika setan ditangkis oleh yang diserang dengan cara perang, dan dalam hal ini setan kalah, manusia yang menguasainya atau menyuruhnya tidak banyak terkena efek pantulan kembali.

Jika Jin yang diperintah dan mendapat tantangan seperti tadi, akibatnya jin akan kembali kepada yang menyuruhnya dan mengambil tindakan sesuai yang diperintahkan semula.

Kesimpulannya untuk Jin harus ada korbannya.

 Malaekat :

Adalah suatu mahluk yang tidak ada kepentingan pribadi dan berfungsi sebagai penyebar berita dari sumber-sumber di alam semesta/Tuhan YME.

Yang dituju adalah adalah para nabi atau kelompok masyarakat tertentu, atau orang-orang tertentu yang dalam kehidupan mempunyai misi tertentu untuk kepentingan masyarakat.

Dari sebab malaekat tidak mempunyai kepentingan pribadi atau diri sendiri, maka berita atau informasi yang disampaikan akan diterima oleh yang dituju secara murni.

 Sebenarnya diluar bumi kita masih banyak mahluk-mahluk yang dapat disejajarkan dengan Roh-roh yang menjadi perhatian kita.