Rasa Nikmat dan Derita

Pada umumnya suatu pemikiran dilanjutkan menjadi suatu perbuatan mempunyai tujuan agar tindakannya berakibat yakni:

  1. Mendatangkan/ mengejar nikmat
  2. Menghindarkan derita.

 ad 1: Mengejar nikmat mempunyai fokus terarah atau tertentu dengan kesimpulan    tujuan mencapai yang diinginkan yaitu senang, gembira, puas, tanpa banyak perasaan-perasaan lain.

 Ad 2 : Menghindarkan derita dibayangi oleh berbagai illustrasi yang menyangkut 3 faktor yaitu:

  1. Eksistensi diri.
  2. Harga diri.
  3. Hak.

 Untuk tiap faktor tersebut di atas ada beberapa illustrasi yang bisa timbul dalam bayangan, misalnya:

ad  2a.  Eksistensi diri: Sakit, cacat, mati, dengan segala rupa akibatnya.

ad 2b. Harga diri: Segan, malu, hina, diejek, dibicarakan orang, dinilai bodoh, ditertawakan dan sebagainya.

ad  2c. Hak: Hilang/hancur kemampuan, potensi materiil, dan selanjutnya dengan akibat seperti pada ad b di atas (harga diri dan lain lain).

 Dalam menghadapi derita bisa timbul seribu satu rupa rasa yang pasti menekan perasaan.  Sedangkan dalam mengahadapi nikmat yang timbul dalam rasa adalah hanya ingin senang, gembira, puas.

Jelas bahwa perasaan menghadapi derita lebih komplex dan lebih banyak variasi yang menekan perasaan dibandingkan dengan perasaan menghadapi nikmat.

 Rasa nikmat/derita timbul berkaitan dengan 7 hal atau bidang sebagai berikut:

  1. Rasa nikmat/derita melalui panca indra.
  2. Rasa nikmat/derita sebab harga diri.
  3. Rasa nikmat/derita sebab rasa hak.
  4. Rasa nikmat/derita  dalam hal kedewasaan.
  5. Rasa nikmat sebagai hukum alamiah/ilahi yaitu perangsang yang ada kaitan dengan pertahanan group, generasi, keturunan (sex).
  6. Rasa nikmat melakukan amal.
  7. Rasa nikmat dalam perkembangan/peningkatan kemampuan spiritual/ abstrak.

 Akibat yang dapat timbul dari penderitaan:

  1. Kedewasaan pikiran
  2. Ketenangan, disebabkan oleh kesadaran atas kelalaian dan kesadaran mencari hal-hal positip dari penderitaan.
  3. Menantang dengan arti kata tidak mau menerima keadaan.
  4. Tegang sebab tidak menyadari kekhilafaan, kelalaian dan kekurangan diri.
  5. Fungsi otak kacau (gila).

 Sikap menghadapi penderitaan/tantangan:

  1. Diterima sebagai karma
  2. Apa kekurangan saya
  3. Keadaan apa yang membawa hasil demikian sekarang ini/atau yang dihadapi.
  4. bagaimana mengatasinya.

 ad 1: Ketenangan, kedewasaan pikiran, dll.

ad 2: Dengan introspeksi diri sendiri, terutama dalam kekurangannya kan meningkatkan kesadaran mengenai potensi diri sendiri.

ad 3: Meningkatkan kemauan untuk mempelajari segala sesuatu di lingkungan kita.

ad 4: Meningkatkan kecerdasan, mengadakan perpaduan antara ad 2 dan ad 3 yang berarti meningkatkan kedewasaan pikiran menghadapi praktek hidup.

 Sikap menghadapi kenikmatan:

A.     Hubungan dengan masyarakat.

B.     Mengontrol diri sendiri

  ad  A:    Hubungan dengan masyarakat

  1. Apa yang menjadi tanggung jawab saya terhadap masyarakat.
  2. Apa yang diharapkan masyarakat dari diri saya.
  3. Apakah saya sanggup memenuhi harapan masyarakat tersebut
  4. Apakah saya harus terus terang/tidak jika tidak bisa memenuhi harapan masyarakat itu.

  ad  B:    Mengontrol diri sendiri.

  1. Apakah dapat mempertahankan keadaan/situasi diri.
  2. Bahaya/situasi/perubahan apa yang dapat mempengaruhi/merobah keadaan saya, sehingga bisa terpukul kenikmatan yang sedang dihadapi
  3. Apa yang pada diri saya bisa mengundang keadaan/tangtangan yang dapat memukul situasi saya.
  4. Apakah hal tersebut dapat dihindarkan/dihadapi/ditantang.
  5. Bagaimana dan apa kelemahan saya.
  6. Jika terpukul, bagaimana nanti keadaan/situasi saya.
  7. Apakah saya sanggup menerima kenyataan itu.
  8. Menyadari bahwa segala sesuatu pasti akan berakhir.

 Pedoman mengejar kenikmatan:

  1. Dasar: Kemampuan, kesanggupan, situasi.
  2. Batas resiko: boleh diambil/dijajaki.
  3. Kontrol diri:
    1. Jangan sampai dikuasai bayangan akan senang/kesenangan.
    2. Jangan dikuasai oleh gengsi/harga diri sehingga pantang mundur.
    3. Jangan sombong dengan kesimpulan kenapa orang lain bisa dan saya tidak. Dengan kata lain: Jangan bersifat merendahkan/tidak mengakui kelebihan orang lain.
    4. Jangan sampai hanyut/terlanjur sebab akibatnya akan parah/fatal.

 Pedoman tambahan:

  1. Rasa nikmat/derita bukan saja suatu yang mengendalikan manusia akan tetapi harus dipandang sebagai suatu yang mengganggu ketenangan manusia.
  2. Gangguan dalam bentuk derita meningkatkan kedewasaan.
  3. Gangguan dalam bentuk nikmat menuntut mawas diri.
  4. Kenikmatan sebenarnya ialah suatu cara percobaan.
  5. Penderitaan ialah suatu keadaan yang bisa membuktikan, mana kawan yang sebenarnya.

 Gelombang rasa yang timbul pada saat kita menghadapi nikmat/derita:

 Pada saat merasa nikmat yang disimpulkan oleh pemikiran di otak kita sendiri, timbul suatu gelombang tertentu; begitu pula pada saat mengalami derita.

Gelombang rasa ini berpusat pada otak sebagai titik tolak dan kemudian merembet/mempengaruhi organ-organ lain dan seluruh tubuh melalui jaringan-jaringan syaraf.

Pada saat demikian situasi tubuh berubah, antara lain pada peredaran darah, tekanan darah, denyutan jantung, dan lain-lain.

 Hasil kesimpulan otak dapat diperinci dalam ratusan bentuk dan nilai (harapa/putus asa, malu/bangga, puas/kecewa, dll); keseluruhannya dapat dipersingkat menjadi  bagian saja yaitu:

  1. Kesimpulan nikmat ( positip/atas)
  2. Kesimpulan derita (negatip/bawah).

Yang kita harus perhatikan dari perincian pada hal ini terutama “arah”.

 Pemunculan gelombang positip dan negatip bisa dibagi atas beberapa nilai:

  1. Bobot, ukuran, berat jenis dan sifat materinya.
  2. Frekwensi (jumlah pemunculan gelombang dan periode tertentu)
  3. Searah, yaitu hanya positip terus menerus atau hanya negatip terus menerus untuk jangka waktu tertentu.
  4. Bergantian/bertentangan arah positip dan negatip dalam jangka waktu/periode tertentu.

 Pengaruh tabrakan gelombang terhadap organ-organ:

Organ di samping fungsinya melayani pemeliharaan tubuh dan bereaksi terhadap perintah otak, harus memenuhi suatu kerja sama dengan organ-organ lain untuk menjamin kelancaran pemeliharaan tubuh itu, kerjasama diatur secara otomatis oleh syaraf-syaraf. Jika syaraf terisi oleh gelombang-gelombang yang saling tabrak-tabrakan; dapat dibayangkan jika sedang nikmat mendapat pukulan derita atau sebaliknya. Gelombang yang menimbulkan tabrakan, menimbulkan getaran berupa pelepasan partikel radio aktif yang merusak saluran-saluran dan organ-organ tertentu yang terkena/ dalam radius pengaruhnya. Akibatnya, Saluran-saluran gelombang, yaitu syarat-syaraf tergangu dan dengan sendirinya sinkronisasi kerja antara organ menjadi kacau. Akibat lanjutannya ialah timbul penyakit-penyakit tertentu sebab terganggu keseimbangan kerja antara organ-organ dan  khususnya organ-organ sudah dalam keadaan lemah yang gampang segera terpukul dan menyimpang dari fungsi kerja normal.

Selanjutnya terganggu pula organ-organ yang berkaitan langsung dengan organ yang terdahulu menyimpang fungsinya.

Cepat atau tidaknya organ menyimpang dari fungsi normal tergantung juga dari keadaan organ. Pada garis besarnya kondisi organ banyak dipengaruhi oleh:

  1. Nilai makanan/minuman
  2. Ketenangan
  3. Pengggunaan badan/tubuh
  4. Gerakan badan/senam (otot-otot).
  5. Lingkungan
  6. Kejiwaan

 Akibat-akibat dari gelombang rasa pada tubuh dapat digolongkan sebagai berikut:

A.     Positip ( saling mendukung ) antara lain:

  1. Memperkuat atau menyehatkan organ dalam struktur dan jaringan ototnya.
  2. Meningkatkan daya tahan organ.
  3. Memantapkan rytme kerja organ.
  4. Menghematkan organ dalam menggunakan energi.
  5. Melancarkan penggantian sel-sel pada organ (mengembang biak sel-sel untuk mengganti sel-sel yang sudah lapuk).
  6. Melancarkan fungsi sel, meneruskan hal-hal yang perlu diteruskan.
  7. Melancarkan kerja sama antar organ.

B.     Negatip (tabrakan/bertentangan) antara lain:

Yaitu bertentangan dengan hal-hal yang diuraikan pada fasal 1 sampai dengan 7 di atas.