Emosi dan Efeknya

Asal kata emosi berasal dari bahasa asing yang mempunyai berbagai taraf nilai, bobot serta arti.

Arti dari kata aslinya adalah antara lain:

  1. gairah
  2. kesanggupan
  3. bertekad
  4. keinginan/kemauan yang bertahan untuk tujuan tertentu

semua ini adalah hasil suatu kesimpulan yang melahirkan rasa yang bisa mengundang pandangan, pendapat, reaksi, putusan, dan/atau tindakan

Dengan demikian emosi dapat dikatakan sebagai: hasil dari suatu kesimpulan yang menimbulkan rasa meluap dan dapat meletup ke dalam diri dan atau ke luar sehingga mengganggu damai  ke dalam dan atau ke luar terhadap lingkungan.

Akibat ke dalam :

  1. Mengganggu syaraf, organ-organ, kesehatan
  2. Mengurangi firasat, naluri, perasaan, rasa ( penerimaan informasi abstrak)
  3. Mempercepat penuaan sel-sel dalam tubuh
  4. Memupuk suatu mental/akhlak/kejiwaan yang tidak terpuji.
  5. Mengurangi/mengganggu ketepatan-ketepatan dalam mengambil kesimpulan, ketetapan baru, pandangan dan tindakan.
  6. Dan lain-lain.

Akibat ke luar :

  1. Mengundang penilaian dari masyarakat secara negatif terhadap diri sendiri
  2. Merugikan pergaulan
  3. Mengundang tindakan masyarakat yang merugikan terhadap jabatan, fungsi, kedudukan, rezeki, kerukunan, keselamatan.
  4. Mengurangi keikhlasan orang terhadap diri sendiri.
  5. Dan lain-lain.

Penjabaran faktor-faktor pemicu emosi, antara lain :

  1. Titik tolak : rasa nikmat atau rasa derita
  2. Landasan : kejiwaan.
  3. Pupuk      : Lingkungan, pergaulan, adat, kebudayaan
  4. Pangkal  : hasil kemampuan atau kesanggupan yakni fisik, psikis, spiritual.
  5. Akar        : situasi kesehatan fisik dan psikis.
  6. Pengendalian : damai, amal, karya ( agama ).
  7. Bibit  : keturunan, pengaruh selama dalam kandungan.
  8. Pondasi   : dosa asal, kodrat, kehidupan lalu.

Upaya pencegahan timbulnya emosi, antara lain:

  1.  Meningkatkan kesadaran ( 7 kedewasaan ).
  2. Menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa menimbulkan emosi.
  3. Menyembuhkan organ-organ yang bisa mendorong timbulnya emosi.
  4. Menguatkan syaraf-syaraf/ mental.
  5. Menormalisir status darah.
  6. Banyak meditasi mencapai getaran emosi nol
  7. Banyak bertobat, memeriksa diri malam hari sebelum tidur.
  8. Menyesali tindakan tindakan negatif yang telah dilakukan.
  9. Mengambil contoh baik/terpuji dari perbuatan orang lain.
  10. Menyadari akan mati tanpa membawa materi apapun.
  11. Dan lain-lain.

Dengan menyadari eksistensi emosi ini, kita tak lagi dikuasai, bahkan diperbudak emosi. Justru sebaliknya, kita bisa menguasai emosi bahkan mencegah timbulnya emosi negatif yang berlebihan. Dengan emosi yang terkendali menjadikan kita lebih mudah dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungan supaya lebih terjamin hidup tenang.