Pengalaman Mati Suri

Dari cerita-cerita mengenai pengalaman orang-orang yang pernah mati untuk beberapa saat, pada umumnya diuraikan mereka menyesal kembali ke hidup biasa.

  1.  Mereka ingin melanjutkan perasaan/keadaan/suasana itu sebab merasa lega, tidak ada rasa derita, tenang, cahaya biru muda sejuk tak ada bandingnya dan lain lain sebagainya.
  2. Ada pula dari mereka yang harus menutup suatu rahasia yang diterima dalam keadaan mati itu seolah-olah suatu rahasia dari dunia/alam lain, yang hanya boleh diketahui oleh orang-orang seperti mereka dengan pengalaman itu.
  3. Lain pula membawa pesan harus banyak menolong orang seperti suatu tugas mutlak dan khusus (mission).
  4. Ada juga yang sekonyong-konyong mempunyai kemampuan/kekuatan gaib/mistik.
  5. Dan masih banyak hal-hal aneh lainnya.

 

Pertanyaan: Apa dan bagaimana mekanik dari hal-hal itu?

Penjelasan:

  1. Saat menghadapi mati   umumnya mengalami berbagai hal:
    1. lancar tanpa ada kesakitan yang luar biasa, sebab ikhlas dan atau tidak merasa terikat pada keduniaan/materi, banyak beramal, tidak banyak dosa.
    2. Menderita luar biasa, lawannya dari keadaan pada pasal a di atas.
    3. Mula-mula bergulat dengan maut tapi kemudian jadi tenang, sebab sadar akan meninggalkan hal-hal yang belum diselesaikan.  Kemudian ikhlas menerima kenyataan proses alam.

 Keterangan:  Saat-saat terakhir adalah pelepasan hubungan saraf antara organ-organ dengan suatu perasaan sakit.  Jika terjadi serentak, per­gulatan pendek sekali (sekejap).

 

2.  Sesaat setelah mati:

Semua organ sudah tidak saling bersambungan kerja.  Artinya saraf-saraf sebagai pengantar/saluran berita sudah tidak berfungsi lagi.  Dengan sen­dirinya rasa/kesadaran derita yang bersumber pada tubuh terhapus sama sekali.  Pada saat itulah timbul perasaan tenang, nikmat, tak ada derita, suasana sejuk, cahaya biru muda dan lain-lain.  Ini adalah suatu perioda masa peralihan menjelang timbulnya suatu kesadaran baru dengan frekwensi tertentu bersumber pada materi lain (abstrak).

 

Mereka yang hidup kembali tidak sampai memasuki secara penuh kesadaran tertentu itu.  Apa sebenarnya keadaan berikut, yaitu kesadaran dengan frekwensi tertentu itu?

 

Kesadaran berikut itu secara sempurna penuh ialah perasaan berdasarkan suatu kesatuan meyeluruh dari kerja sama antara:

  1. empat arsip
  2. empat tingkatan badan astral
  3. proyeksi

yang terbawa oleh roh sebagai beban dan turut mempengaruhi konduite roh (nilai "kelakuan" roh).

Terwujudnya kesatuan/keutuhan dari hal baru  itu tidak terjadi serentak, tetapi langkah demi langkah.

Pelan atau cepat tergantung dari berbagai hal yang berpengaruh, antara lain:

  1. Keikhlasan dari keluarga yang ditinggalkan.
  2. Keikhlasan dari mereka yang ada sangkut paut urusan waktu masih hidup (positip atau negatip).
  3. Keikhlasan menerima proses alam (mati) dari orang yang meninggal itu sendiri.
  4. Dan lain lain.

 

Tercapainya keutuhan terjadi melalui proses seperti perakitan (assembling, sam­bung satu dengan yang lain) yang tidak terikat pada suatu standard pola urutan tertentu.

Pola urutanpun tergantung pada berbagai hal.

Hal ini menentukan keajaiban apa yang akan terbawa oleh orang yang hidup kembali dari keadaan sudah mati apakah membawa rahasia, mission, kekuatan gaib dan lain lain sebagainya.

Masa/perioda perakitan secara sempurna paling cepat diperlukan 4 bulan dan paling lama + 8 bulan.

 

Sebelum memasuki periode perakitan yang bersangkutan dihadapkan pada suatu perencanaan bagaimana urutan perakitan mengenai dirinya.  Sebutkanlah hal ini: "Pola"-perakitan.

Untuk tiap individu polanya mempunyai susunan urutan tersendiri, ditentukan oleh berbagai hal, yaitu "Isi" dari seluruh kehidupannya yang terbawa sebagai beban bagi roh (arwah almarhum).

Hal-hal yang menentukan ialah semua catatan (recording) mengenai arwah de­ngan perincian-perincian nilai, bobot dan segala hal ihwal sampai sedetail-detailnya.

Dengan kata lain pola perakitan ditentukan oleh "film" sempurna dari riwayat hidup individu bersangkutan.

 

Secara singkat penjelasan panjang lebar di atas dapat dikelompokkan sebagai berikut:

I       Menjelang/menghadapi saat-saat akan mati.

II      Periode terlepas dari derita duniawiah.

III     Pola perakitan.

IV    Masa perakitan

V     Kehidupan baru di dunia halus dengan kesadaran penuh.

 

Orang-orang yang hidup kembali (mati suri) hanya sampai pada:

  1. periode bebas derita atau
  2. bebas derita dan pola perakitan.